MEMAHAMI KONSEP DASAR DAN JENIS AUDIT TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI
MEMAHAMI KONSEP DASAR DAN JENIS
AUDIT TEKNOLOGI SISTEM
INFORMASI
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Audit Teknologi Sistem Informasi
Dosen pengampu : Imam Ahmad Trinugroho, ST., MMSI.
Disusun oleh :
Nama : Shabrina Jamilah
NPM : 16118620
Kelas : 4KA07
AUDIT TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI
A. Definisi Audit Teknologi Sistem Informasi
Audit teknologi informasi (TI)
memeriksa proses, aset TI, dan kontrol di berbagai tingkatan dalam suatu
organisasi untuk menentukan sejauh mana organisasi mematuhi standar atau
persyaratan yang berlaku. Audit TI membantu organisasi memahami, menilai, dan
meningkatkan penggunaan kontrol mereka untuk melindungi TI, mengukur dan
memperbaiki kinerja, serta mencapai tujuan dan hasil yang diharapkan (Gantz,
2013). Penting menggunakan kata "TI" untuk memenuhi syarat audit TI yang
membedakannya dari yang lainnya. Audit TSI ini memiliki nama lain seperti
Information Systems Audit, Information Technology Audit, Computerized Audit,
dan Elecronic Data Processing Audit. Semuanya memiliki pengertian dan lingkup sama
yang tidak jauh berbeda.
Saat ini, hampir semua
organisasi modern bergantung pada
teknologi informasi (TI). TI sangat penting untuk keberhasilan, efisiensi
operasi, daya saing, dan bahkan kelangsungan hidup, menjadikan kebutuhan
organisasi untuk memastikan penggunaan TI yang benar dan efektif. Fungsi TI
pada tingkat kinerja dan kualitas yang memadai untuk mendukung bisnis secara
efektif, dan aset informasi diamankan secara memadai sesuai dengan toleransi
risiko dari organisasi. Aset tersebut juga harus diatur secara efektif, yang
berarti bahwa aset dapat beroperasi sebagaimana dimaksud, bekerja dengan benar,
dan berfungsi dengan cara yang sesuai dengan peraturan dan standar yang
berlaku. Maka dari itu audit TI dapat membantu organisasi mencapai semua tujuan
ini.
Kriteria audit harus
didefinisikan dan didokumentasikan secara eksplisit sehingga auditor dapat
menggunakannya sebagai dasar untuk memeriksa proses, kontrol, kemampuan, atau perilaku organisasi yang termasuk dalam
ruang lingkup audit. Sumber utama
prosedur audit TI/SI diatur dalam prosedur dan protokol audit dari :
· ISACA IT Audit Framework
· ISO/IEC 27006, 27007, and 27008
· Federal Information System Controls Audit
Manual (FISCAM)
B. Jenis-Jenis Audit dan Ruang Lingkup Audit Teknologi Sistem Informasi
Ada dua jenis auditor dan audit yaitu internal dan eksternal. Audit sistem informasi (SI) biasanya merupakan bagian dari audit internal akuntansi, dan sering dilakukan oleh auditor internal perusahaan. Misi departemen audit internal ini adalah untuk membantu meningkatkan atau memperbaiki keadaan pengendalian internal (internal controls) di perusahaan. Auditor eksternal meninjau temuan audit internal serta input, pengolahan, dan output dari sistem informasi. Audit eksternal sistem informasi terutama dilakukan oleh auditor sistem informasi bersertifikat seperti CISA, disertifikasi oleh ISACA, Information System Audit and Control Association, USA, Information System Auditor (ISA) disertifikasi oleh ICAI (Institute of Chartered Accountants of India) dan sertifikasi lainnya oleh organisasi bereputasi untuk audit SI.
Audit pada dasarnya dibedakan menurut tujuannya. Certified Public Accountant (CPA) membagi audit menjadi tiga jenis audit utama, seperti pada gambar dibawah ini :
1.
Operational
Audit (Audit Operasional)
Lazim disebut audit kinerja. Tujuannya
adalah mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari prosedur dan
metode operasi organisasi. Manajemen biasanya mengharapkan rekomendasi untuk
meningkatkan operasi. Tinjauannya tidak terbatas pada akuntansi, melainkan
dapat mencakup evauasi struktur organisasi, operasi komputer, metode produksi,
pemasaran, dan area lain di mana auditor memenuhi syarat. Menetapkan kriteria
untuk mengevaluasi informasi dalam audit operasional sangat subjektif. Dalam
pengertian ini, audit operasional lebih seperti manajemen konsultasi dari apa
yang biasanya dianggap audit.
2.
Compliance
Audit (Audit Kepatuhan)
Dilakukan untuk menentukan apakah auditee
mengikuti prosedur, aturan, atau peraturan tertentu yang ditetapkan oleh
otoritas yang lebih tinggi (pemerintah). Hasil audit kepatuhan biasanya
dilaporkan kepada manajemen, bukan pengguna luar karena manajemen adalah
kelompok utama yang peduli dengan tingkat kepatuhan terhadap prosedur dan
peraturan pemerintah.
3.
Financial
Statement Audit (Audit Laporan Keuangan)
Dilakukan untuk menentukan apakah laporan
keuangan (informasi yang diverifikasi) dinyatakan sesuai dengan kriteria yang
ditentukan. Kriteria yang digunakan berupa standar akuntansi PSAK (Indonesia)
dan GAAP (Amerika Serikat).
Ruang lingkup audit TSI dapat
mencakup hampir semua sumber daya infrastruktur TI. Dengan demikian melibatkan
evaluasi perangkat keras, aplikasi perangkat lunak, sumber daya data dan
orang-orangnya. Namun, salah satu sumber daya terpenting yang menarik perhatian
khususnya untuk auditor SI adalah perangkat lunak aplikasi. Audit SI
mempertimbangkan semua potensi bahaya dan pengendalian dalam sistem informasi.
Ini berfokus pada isu-isu seperti operasi, data, integritas, aplikasi perangkat
lunak, keamanan, privasi, anggaran dan pengeluaran, pengendalian biaya, dan
produktivitas. Pedoman tersedia untuk membantu auditor dalam pekerjaan mereka,
seperti dari Information Systems Audit and Control Association (ISACA).
C. Jenis-Jenis Kontrol dan Audit Teknologi Sistem Informasi
Seperti yang telah diketahui
sebelumnya bahwa tujuan atau misi sebenarnya dari departemen audit internal
adalah untuk membantu meningkatkan keadaan internal control di
perusahaan. Tapi apa itu internal control? Internal control atau
pengendalian internal adalah mekanisme yang memastikan berfungsinya proses
dalam perusahaan. Setiap sistem dan proses dalam perusahaan ada untuk tujuan
bisnis tertentu. Auditor harus mencari keberadaan risiko untuk tujuan tersebut
dan kemudian memastikan bahwa pengendalian internal dilakukan untuk mengurangi
risiko dalam proses tersebut.
- Control Environment: Rangkaian standar, proses dan struktur yang menjadi dasar dalam penyelenggaraan pengendalian internal di seluruh organisasi. Lingkungan pengendalian yang dihasilkan akan berdampak luas terhadap sistem pengendalian internal secara keseluruhan.
- Risk Assessment: COSO IC 2013 merumuskan definisi risiko sebagai kemungkinan suatu peristiwa akan terjadi dan berdampak merugikan bagi pencapaian tujuan. Risiko yang teridentifikasi akan dibandingkan dengan tingkat toleransi risiko yang telah ditetapkan. Penilaian risiko menjadi dasar bagaimana risiko organisasi akan dikelola
- Control Activities: Kegiatan pengendalian mencakup tindakan-tindakan yang ditetapkan melalui kebijakan dan prosedur untuk membantu memastikan dilaksanakannya arahan manajemen dalam rangka meminimalkan risiko atas pencapaian tujuan.
- Information & Communication: Organisasi memerlukan informasi demi terselenggaranya fungsi pengendalian internal dalam mendukung pencapaian tujuan. Manajemen harus memperoleh, menghasilkan, dan menggunakan informasi yang relevan dan berkualitas, baik dari sumber internal maupun eksternal. Hal tersebut diperlukan agar komponen pengendalian internal yang lain berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.
- Monitoring Activities: Sebelumnya komponen ini hanya disebut monitoring. Perubahan ini dimaksudkan untuk memperluas persepsi pemantauan sebagai rangkaian aktivitas yang dilakukan sendiri dan juga sebagai bagian dari masing-masing empat komponen pengendalian internal lainnya. Kegiatan pemantauan mencakup evaluasi berkelanjutan, evaluasi terpisah, atau kombinasi dari keduanya yang digunakan untuk memastikan masing-masing komponen pengendalian internal ada dan berfungsi sebagaimana mestinya.
- Preventive Controls: Yaitu kegiatan pengendalian yang dilakukan untuk mencegah terjadinya suatupermasalahan (error condition) dari suatu proses bisnis, atau dengan kata lainpengendalian yang dilakukan sebelum masalah timbul. Misalnya, memerlukan ID pengguna dan kata sandi untuk mengakses ke dalam suatu sistem.
- Detective Controls: Yaitu kegiatan pengendalian yang dilakukan dalam rangka mencari atau mendeteksi adanya suatu permasalahan dan mencari akar permasalahan tersebut, atau dengan kata lain pengendalian yang dilakukan dimana telah terdapat suatu permasalahan. Misalnya, mencatat semua aktivitas yang dilakukan pada sistem akan memungkinkan untuk meninjau log aktivitas yang tidak sesuai setelah kejadian.
- Reactive Controls (aka Corrective Controls): Kontrol ini berada di antara kontrol preventif dan detektif. Kontrol ini tidak mencegah peristiwa buruk terjadi, tetapi kontrol ini menyediakan cara sistematis untuk mendeteksi kapan peristiwa buruk itu terjadi dan memperbaiki situasinya.
Karena peran audit TSI yang bisa
begitu luas, maka auditor TSI dapat mewakili banyak bidang pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang berbeda. Tergantung pada ukuran organisasi dan
skala serta keragaman operasi TI-nya, memastikan program audit secara memadai
mencakup area fungsional yang relevan dan domain teknis yang mungkin memerlukan
tim kecil personel audit yang relatif senior dengan pengalaman TI yang luas
atau kelompok auditor yang lebih besar dengan bidang yang lebih khusus keahlian
yang sesuai dengan fasilitas, infrastruktur, proses, sistem, dan komponen
teknologi yang diterapkan oleh organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson , U. L., & Head, M. J. (2017). Internal
Auditing: Assurance & Advisory Services, Fourth Edition. Lake Mary:
Internal Audit Foundation.
Arens, A. A., Elder, R.
J., & Beasley, M. S. (2017). Auditing & Assurance Services: An
Integrated Approach Edisi 16. Boston: Pearson Education.
Davis, C., Schiller,
M., & Wheeler, K. (2011). IT Auditing Using Controls to Protect
Information Assets, 2/E. New York: Mc Graw Hill.
Gantz, S. D. (2014). The
Basics of IT Audit Purposes, Processes, and Practical Information.
Waltham: Syngress.
Khandhar Mehta and
Shah. (t.thn.). Information System Audit. Diambil kembali dari KMS:
https://www.kmsindia.in/information-system-audit-services-in-ahmedabad/
Rainer, R. K., &
Cegielski, C. G. (2011). Introduction to information systems. 3rd ed.
Hoboken: Jonh Wiley and Sons.
Komentar
Posting Komentar
berkomentarlah dengan bijak dan etika berbahasa yang menjadi karakter makhluk berakal